Modus operandi kejahatan terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi dan globalisasi. Dari kejahatan siber yang rumit hingga terorisme transnasional, ancaman yang dihadapi Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) semakin canggih. Untuk itu, peningkatan kapasitas Polri menjadi sebuah keharusan mutlak agar mampu menjawab tantangan tersebut dan menjaga keamanan negara. Ini bukan hanya tentang jumlah personel, tetapi juga kualitas sumber daya manusia, teknologi, dan strategi operasional. Tanpa peningkatan kapasitas yang signifikan, Polri akan kesulitan mengimbangi kecepatan evolusi kejahatan. Sebuah laporan dari Pusat Riset Kriminalitas Nasional pada April 2025 menyebutkan bahwa investasi pada peningkatan kapasitas teknologi penegakan hukum dapat mengurangi waktu investigasi kejahatan siber hingga 40%.
Salah satu fokus utama dalam peningkatan kapasitas Polri adalah penguasaan teknologi. Kejahatan siber, seperti penipuan online, peretasan data, atau penyebaran hoaks, memerlukan unit khusus dengan keahlian digital mumpuni. Polri terus melatih personelnya dalam forensik digital, cyber security, dan analisis data besar. Selain itu, penggunaan Artificial Intelligence (AI) dan big data dalam analisis pola kejahatan juga mulai diimplementasikan untuk mendeteksi potensi ancaman lebih dini. Contohnya, pada peluncuran Cyber Crime Center di Mabes Polri pada Jumat, 20 Juni 2025, Kapolri Jenderal Polisi Gatot Subroto menyatakan bahwa teknologi menjadi “mata dan telinga” baru bagi Polri.
Selain teknologi, peningkatan kapasitas juga menyasar pada kualitas sumber daya manusia melalui pelatihan berkelanjutan dan spesialisasi. Personel Polri dilatih untuk menjadi ahli di bidang tertentu, seperti penanganan terorisme, investigasi narkoba, atau penanganan kejahatan lingkungan. Ini termasuk pelatihan fisik, mental, dan keterampilan teknis yang mutakhir, seringkali melibatkan kerja sama dengan lembaga penegak hukum internasional. Misalnya, Detasemen Khusus 88 Antiteror secara rutin mengikuti pelatihan bersama satuan antiteror dari negara-negara sahabat untuk meningkatkan kapabilitas mereka.
Peningkatan kapasitas ini adalah investasi jangka panjang untuk masa depan keamanan Indonesia. Dengan personel yang terlatih, dilengkapi teknologi terkini, dan strategi yang adaptif, Polri dapat lebih efektif dalam mencegah dan menindak berbagai bentuk kejahatan, baik yang konvensional maupun yang berteknologi tinggi. Upaya ini memastikan bahwa Polri tetap menjadi institusi yang relevan, profesional, dan mampu memberikan rasa aman bagi seluruh rakyat Indonesia di tengah kompleksitas tantangan keamanan di era modern.