Penanggulangan Kerusuhan: Taktik Pengendalian Massa Efektif ala Brimob

Dalam menjaga stabilitas dan ketertiban umum, salah satu tugas paling krusial yang diemban oleh Korps Brigade Mobil (Brimob) Polri adalah Penanggulangan Kerusuhan. Situasi kerusuhan massa yang anarkis dapat dengan cepat melumpuhkan aktivitas sosial dan ekonomi, sehingga dibutuhkan taktik pengendalian massa yang efektif, humanis, namun tetap tegas. Brimob, dengan pelatihan dan prosedur standarnya, menjadi unit terdepan yang mumpuni dalam menghadapi tantangan ini.

Taktik Penanggulangan Kerusuhan ala Brimob dimulai dengan prinsip de-eskalasi dan komunikasi. Sebelum melakukan tindakan fisik, personel Brimob yang dilengkapi dengan perlengkapan pelindung lengkap akan berusaha mengedepankan dialog dan imbauan. Petugas negosiator terlatih mencoba menjalin komunikasi dengan para provokator atau perwakilan massa untuk meredakan ketegangan. Pendekatan persuasif ini bertujuan untuk meminimalisir penggunaan kekuatan dan mendorong massa untuk membubarkan diri secara tertib. Sebuah studi kasus dari Universitas Keamanan Nasional pada bulan Maret 2025 menunjukkan bahwa pendekatan persuasif berhasil mengurangi eskalasi kerusuhan hingga 40% pada tahap awal.

Apabila pendekatan persuasif tidak berhasil dan massa mulai bertindak anarkis, Brimob akan menerapkan berbagai formasi dan peralatan pengendalian massa. Formasi barisan yang rapi dan solid, didukung dengan perisai dan tongkat, digunakan untuk memecah kerumunan, mengarahkan massa, atau menghalau tindakan agresif. Penggunaan gas air mata atau water canon menjadi opsi terakhir, hanya digunakan sesuai prosedur tetap dan dalam situasi yang benar-benar membutuhkan, untuk membubarkan massa yang sudah tidak terkendali atau membahayakan keselamatan publik. Setiap tindakan dilakukan dengan pertimbangan matang demi meminimalisir cedera baik pada personel maupun masyarakat.

Selain itu, Penanggulangan Kerusuhan juga melibatkan penggunaan teknologi pengawasan dan analisis situasi secara real-time. Tim Brimob dilengkapi dengan drone dan kamera pengawas untuk memantau pergerakan massa dari ketinggian, mengidentifikasi titik-titik rawan, dan melacak provokator. Informasi ini disalurkan langsung ke komandan lapangan untuk pengambilan keputusan taktis yang cepat dan tepat. Pada sebuah insiden kerusuhan di sebuah kota pada tanggal 12 Mei 2024, pukul 21.00 WIB, rekaman drone sangat membantu Brimob dalam mengisolasi kelompok perusuh dan mencegah penjarahan.

Pelatihan berkala yang ketat memastikan setiap personel Brimob memiliki keterampilan fisik dan mental yang memadai untuk Penanggulangan Kerusuhan. Mereka dilatih untuk tetap tenang dan fokus di bawah tekanan tinggi, serta bekerja dalam tim yang solid. Dengan kombinasi taktik cerdas, peralatan memadai, dan personel terlatih, Brimob terus menjadi garda terdepan dalam menjaga ketertiban umum dan memulihkan keamanan dari potensi kerusuhan.

Tulisan ini dipublikasikan di Polisi. Tandai permalink.