Drone untuk Misi Khusus: Mendukung Pencarian Korban Bencana dan Evakuasi Lebih Cepat

Dalam menghadapi situasi bencana alam yang tidak terduga, kecepatan respons adalah kunci untuk menyelamatkan nyawa. Di sinilah peran drone untuk misi khusus menjadi sangat vital, secara signifikan mendukung pencarian korban bencana dan mempercepat proses evakuasi. Teknologi drone, dengan kemampuan terbangnya yang fleksibel dan sensor canggihnya, telah merevolusi cara tim penyelamat beroperasi di medan yang sulit dan berbahaya, mengubah peluang bertahan hidup bagi para korban.

Mendukung pencarian korban bencana dengan drone menawarkan keunggulan yang tidak dapat diberikan oleh metode tradisional. Drone dapat diterbangkan ke area yang tidak dapat diakses oleh manusia, seperti reruntuhan bangunan, daerah banjir bandang, atau tebing curam. Dilengkapi dengan kamera termal (infra merah), drone dapat mendeteksi panas tubuh manusia di bawah puing-puing atau di kegelapan, bahkan di tengah kabut tebal atau asap. Ini mempercepat identifikasi lokasi korban, sehingga tim penyelamat dapat segera mengirimkan bantuan. Contohnya, setelah gempa bumi dan tanah longsor di wilayah Sumatera Barat pada 12 Mei 2025, tim SAR gabungan yang melibatkan unit drone dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berhasil menemukan 7 korban yang tertimbun dalam waktu kurang dari 24 jam berkat thermal imaging drone.

Selain mendukung pencarian, drone juga berperan besar dalam pemetaan area bencana secara real-time. Data visual dari drone dapat digunakan untuk membuat peta 3D yang detail mengenai kerusakan, kondisi medan, dan jalur evakuasi yang aman. Informasi ini sangat krusial bagi pusat komando untuk merencanakan strategi evakuasi yang efektif dan mengalokasikan sumber daya dengan tepat. Pada rapat koordinasi bencana di tingkat nasional pada 1 Juni 2025, Kepala Bidang Operasi BNPB, Bapak Dr. Ir. Wahyu Triatmaja, menyatakan bahwa “data drone kini menjadi tulang punggung dalam setiap perencanaan respons bencana kami.”

Mendukung pencarian dan evakuasi juga mencakup pengiriman bantuan awal. Beberapa drone dirancang untuk membawa beban kecil, seperti pasokan medis darurat, makanan ringan, atau radio komunikasi kepada korban yang terisolasi sebelum tim darat tiba. Ini bisa menjadi perbedaan antara hidup dan mati, terutama di jam-jam pertama setelah bencana.

Penggunaan drone dalam misi kemanusiaan ini tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga mengurangi risiko bagi personel penyelamat. Petugas tidak perlu langsung masuk ke zona bahaya yang belum dipetakan. Dengan demikian, peran drone dalam mendukung pencarian korban bencana dan mempercepat evakuasi akan terus berkembang, menjadi komponen integral dari setiap upaya respons darurat di masa depan.

Tulisan ini dipublikasikan di Polisi. Tandai permalink.